KUE TRADISIONAL SULAWESI SELATAN

 1. BARONGKO




Kue Barongko adalah salah satu kue tradisional khas dari Sulawesi Selatan yang berbahan dasar pisang. Orang Sulsel memang terkenal jago mengolah buah pisang. Pisang yang belum matang (setengah matang) bisa dibuat menjadi sanggara’ peppe maupun pisang epe’, dan yang matang bisa dibuat pisang ijo dan pallubutung. Sementara yang sudah terlalu matang/masak bisa diolah menjadi Barongko. Umumnya jenis pisang yang digunakan adalah pisang kepok. Salah satu alasan filosofis seringnya Barongko dihadirkan diacara perjamuan karena makna yang terkandung dalam Barongko. Barongko terbuat dari pisang, dibungkusnya pun dengan daun pisang, sehingga ketika tuan rumah rumah menyugukan Barongko pada tamu, ada pesan bahwa tuan rumah menyajikan “kejujuran” apa yang diluar sama dengan di dalam. Seperti Barongko, di dalamnya dari pisang dan bagian luarnya juga bagian dari pisang. Terlepas dari benar tidaknya filosofis tersebut, Barongko memang memiliki rasa yang legit. Gurih, manis, dan lezat adalah sensasi pertama yang menari di lidah ketika mencicipi kue tradisional khas Bugis yang satu ini. Cara pembuatan Barongko tergolong mudah namun membutuhkan kesabaran. Biasanya sebelum membuat adonan, terlebih dulu dibuatkan cetakan atau pembungkus yang terbuat dari daun pisang. Banyak orang yang meyakini, aroma khas Barongko berasal dari daun pisang yang membungkusnya.


Bahan :
  1. 8-10 buah (600 g) pisang kepok kuning/raja yang masak
  2. 50 g gula pasir
  3. 5 sdm susu kental manis
  4. 3 butir telur ayam
  5. 200 ml santan kental
  6. 1/2 sdt garam
  7. 2 lembar daun pandan, potong-potong
  8. daun pisang 20x20 cm

Cara Membuat Barongko Pisang:
  1. Kupas pisang lalu potong-potong kecil. Dengan batuan garpu atau hand blender, haluskan pisang.
  2. Campur pisang halus dengan gula pasir, susu kental manis, telur dan santan serta garam. Aduk hingga tercampur rata.
  3. Ambil 2 lembar daun pisang, taruh 1 potong pandan di tengahnya.
  4. Isi dengan adonan pisang lumat lalu bungkus bentuk tum dan semat dengan lidi.
  5. Susun dalam dandang/kukusan yang sudah dipanaskan.
  6. Kukus selama 30 menit hingga adonan pisang matang.
  7. Angkat dan dinginkan.

2. PUTU CANGKIR

Keragaman kue tradisional Makassar memang tidak diragukan, salah satu kue tradisional yang patut anda coba adalah Putu Cangkiri’ atau jika di-indonesiakan menjadi Putu Cangkir.Penamaan cangkiri’ ini karena bentuk kue putu yang satu ini memang mirip cangkir terbalik. Jika dilihat dari suku katanya, Putu Cangkiri’ ini terdiri atas dua suku kata, yaitu: Putu; panganan dari beras ketan dan Cangkiri’ yang berarti “cangkir”. Jadi Putu Cangkiri’ ini adalah panganan dari ketan yang bentuknya menyerupai bagian bawah cangkir jika posisinya diletakkan terbalik. Putu Cangkir biasanya dibuat dengan dua varian rasa, yaitu manis dengan gula merah dan gula putih. Jika menggunakan gula merah, maka otomatis warna Putu Cangkir juga merah begitupun ketika menggunakan gula putih (gula pasir).

Bahan:

  1. 250 gr tepung beras putih
  2. 150 gr tepung ketan putih
  3. 1/2 butir kelapa parut
  4. 1 sdt garam
  5. 150 gr gula merah, sisir
  6. Air secukupnya
  7. Daun pisang secukupnya

Cara Membuat:

  1. Larutkan gula merah di atas panci panas bersama dengan air secukupnya.
  2. Saring dan tunggu hingga dingin, sisihkan.
  3. Buat adonan dengan mencampurkan tepung ketan, tepung beras putih, dan garam secukupnya.
  4. Tambahkan gula yang telah dingin dan aduk secara perlahan hingga kalis, sisihkan sementara.
  5. Buat bahan isiannya dengan mengukus parutan kelapa dengan sedikit garam, dinginkan.
  6. Ambil satu sendok adonan tepung dan isi dengan parutan kelapa, tutup adonan hingga membentuk bulatan.
  7. Beri daun pisang sebagai alasnya dan masukkan ke dalam panci pengukus.
  8. Kukus selama 3 menit dan angkat.
  9. Siap untuk disajikan

Komentar